Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

12 Contoh Manajemen yang Buruk dan Cara Mengatasinya

 

12 Contoh Manajemen yang Buruk dan Cara Mengatasinya
Image by freepik.com

Manajemen yang buruk adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan kinerja organisasi menurun, karyawan tidak puas, dan pelanggan kecewa. 

Manajemen yang buruk dapat berupa perilaku, sikap, atau keputusan yang tidak efektif, tidak etis, atau tidak profesional dari seorang manajer atau pemimpin. 

Manajemen yang buruk dapat berdampak negatif bagi organisasi dan karyawan, seperti menurunkan produktivitas, motivasi, loyalitas, kreativitas, dan kesejahteraan karyawan, serta meningkatkan konflik, stres, turnover, dan biaya operasional.

Dalam artikel ini, kita akan membahas 12 contoh manajemen yang buruk yang sering terjadi di tempat kerja dan cara mengatasinya. 

Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang manajemen yang buruk dan memberikan saran atau solusi untuk mencegah atau mengatasi masalah yang timbul akibat manajemen yang buruk.

1. Tidak Responsif terhadap Pertanyaan atau Permintaan Karyawan

Salah satu contoh manajemen yang buruk adalah ketika seorang manajer atau pemimpin tidak responsif terhadap pertanyaan atau permintaan karyawan. 

Ini menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin tidak peduli, tidak menghargai, atau tidak menghormati karyawan. Hal tersebut juga dapat menyebabkan karyawan merasa bingung, frustrasi, atau tidak dihargai, serta mengganggu komunikasi dan kerjasama antara manajer dan karyawan.

Cara mengatasi contoh manajemen yang buruk ini adalah dengan meningkatkan responsivitas manajer atau pemimpin terhadap pertanyaan atau permintaan karyawan. 

Manajer atau pemimpin harus berusaha untuk menjawab atau menanggapi pertanyaan atau permintaan karyawan dengan cepat, jelas, dan sopan. Manajer atau pemimpin juga harus memberikan alasan atau penjelasan jika tidak dapat menjawab atau menanggapi pertanyaan atau permintaan karyawan.

Manajer atau pemimpin harus menghargai dan menghormati karyawan sebagai mitra kerja yang penting dan berharga.

2. Melupakan Perintah atau Permintaan yang Diberikan kepada Bawahan

Contoh manajemen yang buruk yang lain adalah ketika seorang manajer atau pemimpin melupakan perintah atau permintaan yang diberikan kepada bawahan. 

Hal ini menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin tidak memiliki organisasi, perencanaan, atau pengawasan yang baik. Ini juga dapat menyebabkan bawahan merasa tidak jelas, tidak pasti, atau tidak diarahkan, serta mengurangi efisiensi, efektivitas, dan kualitas kerja.

Cara mengatasi contoh manajemen yang buruk ini adalah dengan meningkatkan organisasi, perencanaan, dan pengawasan manajer atau pemimpin terhadap perintah atau permintaan yang diberikan kepada bawahan. 

Manajer atau pemimpin harus mencatat, mengingat, dan mengikuti perintah atau permintaan yang diberikan kepada bawahan. Manajer atau pemimpin juga harus memberikan perintah atau permintaan yang jelas, spesifik, dan realistis, serta memberikan umpan balik, dukungan, dan pengakuan kepada bawahan.

3. Menugaskan Tugas yang Sama kepada Karyawan yang Berbeda

Contoh manajemen yang buruk yang berikutnya adalah ketika seorang manajer atau pemimpin menugaskan tugas yang sama kepada karyawan yang berbeda. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin tidak memiliki alokasi, delegasi, atau koordinasi yang baik. 

Ini juga dapat menyebabkan karyawan merasa tidak adil, tidak dihargai, atau tidak dipercaya, serta menimbulkan duplikasi, konflik, atau persaingan yang tidak sehat antara karyawan.

Cara mengatasi contoh manajemen yang buruk ini adalah dengan meningkatkan alokasi, delegasi, dan koordinasi manajer atau pemimpin terhadap tugas yang diberikan kepada karyawan. 

Manajer atau pemimpin harus menugaskan tugas yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan tujuan karyawan. 

Manajer atau pemimpin juga harus menghindari menugaskan tugas yang sama kepada karyawan yang berbeda, kecuali jika ada alasan yang kuat atau jika karyawan setuju untuk bekerja sama. Manajer atau pemimpin harus menghargai dan mempercayai karyawan sebagai pekerja yang kompeten dan profesional.

4. Tidak Memberi Contoh yang Baik sebagai Pemimpin

Contoh manajemen yang buruk yang selanjutnya adalah ketika seorang manajer atau pemimpin tidak memberi contoh yang baik sebagai pemimpin. 

Hal ini menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin tidak memiliki integritas, kredibilitas, atau konsistensi yang baik. Hal tersebut juga dapat menyebabkan karyawan merasa tidak hormat, tidak percaya, atau tidak mengikuti manajer atau pemimpin, serta menurunkan moral, komitmen, dan loyalitas karyawan.

Cara mengatasi contoh manajemen yang buruk ini adalah dengan meningkatkan integritas, kredibilitas, dan konsistensi manajer atau pemimpin sebagai pemimpin. 

Manajer atau pemimpin harus menjadi teladan bagi karyawan dengan menunjukkan perilaku, sikap, atau keputusan yang sesuai dengan nilai, visi, dan misi organisasi. 

Manajer atau pemimpin juga harus konsisten antara kata dan tindakan, serta antara harapan dan kenyataan. Manajer atau pemimpin harus menghormati dan membangun kepercayaan karyawan sebagai pengikut yang setia dan berdedikasi.

5. Mengkritik Bawahan di Depan Umum

Contoh manajemen yang buruk yang berikutnya adalah ketika seorang manajer atau pemimpin mengkritik bawahan di depan umum. Ini menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin tidak memiliki empati, sensitivitas, atau sopan santun yang baik. 

Ini juga dapat menyebabkan bawahan merasa malu, marah, atau tersinggung, serta mengurangi rasa percaya diri, harga diri, dan motivasi bawahan.

Cara mengatasi contoh manajemen yang buruk ini adalah dengan meningkatkan empati, sensitivitas, dan sopan santun manajer atau pemimpin terhadap bawahan. 

Manajer atau pemimpin harus menghindari mengkritik bawahan di depan umum, kecuali jika ada alasan yang mendesak atau jika bawahan setuju untuk menerima kritik. 

Manajer atau pemimpin juga harus memberikan kritik yang konstruktif, objektif, dan proporsional, serta memberikan pujian, penghargaan, dan pengakuan kepada bawahan.

6. Tidak Berbagi Informasi tentang Kinerja Perusahaan dengan Anggota Tim

Contoh manajemen yang buruk yang lain adalah ketika seorang manajer atau pemimpin tidak berbagi informasi tentang kinerja perusahaan dengan anggota tim. 

Ini menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin tidak memiliki transparansi, komunikasi, atau kolaborasi yang baik. 

Hal tersebut juga dapat menyebabkan anggota tim merasa tidak terlibat, tidak diinformasikan, atau tidak diakui, serta mengurangi kesadaran, pemahaman, dan keterlibatan anggota tim terhadap tujuan, strategi, dan hasil perusahaan.

Cara mengatasi contoh manajemen yang buruk ini adalah dengan meningkatkan transparansi, komunikasi, dan kolaborasi manajer atau pemimpin terhadap informasi tentang kinerja perusahaan dengan anggota tim. 

Manajer atau pemimpin harus berbagi informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu dengan anggota tim, seperti data, laporan, analisis, atau umpan balik tentang kinerja perusahaan. 

Manajer atau pemimpin harus mendorong dan memfasilitasi anggota tim untuk berpartisipasi, berkontribusi, dan berkolaborasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja perusahaan. Manajer atau pemimpin harus mengakui dan menghargai anggota tim sebagai bagian dari tim yang solid dan sukses.

7. Memberikan Umpan Balik yang Merusak

Contoh manajemen yang buruk yang selanjutnya adalah ketika seorang manajer atau pemimpin memberikan umpan balik yang merusak kepada karyawan. Umpan balik yang merusak adalah umpan balik yang tidak jelas, tidak relevan, tidak tepat, tidak adil, tidak konsisten, atau tidak seimbang. 

Umpan balik yang merusak dapat menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang baik dalam memberikan umpan balik. 

Umpan balik yang merusak juga dapat menyebabkan karyawan merasa bingung, tidak puas, tidak termotivasi, atau tidak berkembang, serta mengurangi kinerja, pembelajaran, dan perkembangan karyawan.

Cara mengatasi contoh manajemen yang buruk ini adalah dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap manajer atau pemimpin dalam memberikan umpan balik yang efektif kepada karyawan. 

Umpan balik yang efektif adalah umpan balik yang jelas, relevan, tepat, adil, konsisten, dan seimbang. Umpan balik yang efektif dapat menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin peduli, menghargai, dan mendukung karyawan. 

Umpan balik yang efektif juga dapat menyebabkan karyawan merasa jelas, puas, termotivasi, dan berkembang, serta meningkatkan kinerja, pembelajaran, dan perkembangan karyawan.

8. Melakukan Klaim atas Pekerjaan Anggota Tim

Contoh manajemen yang buruk yang berikutnya adalah ketika seorang manajer atau pemimpin melakukan klaim atas pekerjaan anggota tim. Hal ini menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin tidak memiliki etika, integritas, atau kejujuran yang baik. 

Hal tersebut juga dapat menyebabkan anggota tim merasa tidak dihargai, tidak diakui, atau tidak dipercaya, serta mengurangi rasa hormat, kepercayaan, dan loyalitas anggota tim terhadap manajer atau pemimpin.

Cara mengatasi contoh manajemen yang buruk ini adalah dengan meningkatkan etika, integritas, dan kejujuran manajer atau pemimpin dalam mengakui pekerjaan anggota tim. 

Manajer atau pemimpin harus menghindari melakukan klaim atas pekerjaan anggota tim, kecuali jika ada persetujuan atau kredit yang jelas dari anggota tim. Manajer atau pemimpin juga harus memberikan penghargaan, pengakuan, dan promosi yang sesuai dengan kontribusi, prestasi, dan hasil anggota tim. 

Manajer atau pemimpin harus menghargai dan mempercayai anggota tim sebagai pekerja yang berbakat dan berprestasi.

9. Suka Menyalahkan Orang Lain

Contoh manajemen yang buruk yang lain adalah ketika seorang manajer atau pemimpin suka menyalahkan orang lain. 

Itu menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin tidak memiliki tanggung jawab, akuntabilitas, atau kepemimpinan yang baik. 

Hal itu juga dapat menyebabkan orang lain merasa tidak adil, tidak dihormati, atau tidak dipercaya, serta menimbulkan konflik, ketidakharmonisan, atau ketegangan antara manajer atau pemimpin dengan orang lain.

Cara mengatasi contoh manajemen yang buruk ini adalah dengan meningkatkan tanggung jawab, akuntabilitas, dan kepemimpinan manajer atau pemimpin dalam menghadapi masalah atau kesalahan. 

Manajer atau pemimpin harus menghindari menyalahkan orang lain, kecuali jika ada bukti atau fakta yang kuat dan objektif. 

Manajer atau pemimpin juga harus mengakui, meminta maaf, dan memperbaiki masalah atau kesalahan yang terjadi, serta mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya masalah atau kesalahan yang sama di masa depan. 

Manajer atau pemimpin harus menghormati dan membangun kepercayaan dengan orang lain sebagai mitra kerja yang saling mendukung dan bertanggung jawab.

10. Penurunan Laba yang Konsisten

Contoh manajemen yang buruk yang berikutnya adalah ketika seorang manajer atau pemimpin mengalami penurunan laba yang konsisten. 

Itu menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin tidak memiliki strategi, inovasi, atau adaptasi yang baik. Hal ini juga dapat menyebabkan perusahaan merugi, kehilangan pelanggan, atau kalah bersaing, serta mengurangi kepuasan, kepercayaan, atau loyalitas pelanggan terhadap perusahaan.

Cara mengatasi contoh manajemen yang buruk ini adalah dengan meningkatkan strategi, inovasi, dan adaptasi manajer atau pemimpin dalam meningkatkan laba perusahaan. 

Manajer atau pemimpin harus melakukan analisis, evaluasi, dan perbaikan secara berkala terhadap kinerja, proses, dan produk perusahaan. 

Manajer atau pemimpin juga harus menciptakan, mengembangkan, dan menerapkan ide, solusi, atau teknologi yang baru, unik, atau lebih baik untuk memenuhi kebutuhan, harapan, atau preferensi pelanggan. Manajer atau pemimpin harus meningkatkan keuntungan, kualitas, dan daya saing perusahaan.

11. Tingkat Pengurangan Karyawan yang Tinggi

Contoh manajemen yang buruk yang selanjutnya adalah ketika seorang manajer atau pemimpin mengalami tingkat pengurangan karyawan yang tinggi. 

Itu menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin tidak memiliki retensi, motivasi, atau kepuasan yang baik. Itu juga dapat menyebabkan perusahaan kehilangan karyawan yang berpotensi, berpengalaman, atau berbakat, serta mengurangi produktivitas, kreativitas, dan inovasi perusahaan.

Cara mengatasi contoh manajemen yang buruk ini adalah dengan meningkatkan retensi, motivasi, dan kepuasan manajer atau pemimpin terhadap karyawan. Manajer atau pemimpin harus memberikan kondisi, fasilitas, dan imbalan kerja yang baik, adil, dan menarik bagi karyawan. 

Manajer atau pemimpin juga harus memberikan kesempatan, tantangan, dan dukungan bagi karyawan untuk belajar, berkembang, dan berprestasi. Manajer atau pemimpin harus mempertahankan, mengembangkan, dan menghargai karyawan sebagai aset yang berharga dan penting bagi perusahaan.

12. Semangat Kerja Karyawan yang Rendah

Contoh manajemen yang buruk yang terakhir adalah ketika seorang manajer atau pemimpin mengalami semangat kerja karyawan yang rendah. 

Itu menunjukkan bahwa manajer atau pemimpin tidak memiliki visi, misi, atau nilai yang baik. Itu juga dapat menyebabkan karyawan merasa tidak termotivasi, tidak terinspirasi, atau tidak berkomitmen, serta mengurangi kinerja, kualitas, dan hasil kerja karyawan.

Cara mengatasi contoh manajemen yang buruk ini adalah dengan meningkatkan visi, misi, dan nilai manajer atau pemimpin terhadap karyawan. Manajer atau pemimpin harus menetapkan, menyampaikan, dan menerapkan visi, misi, dan nilai yang jelas, menarik, dan bermakna bagi karyawan. 

Manajer atau pemimpin juga harus mendorong, menginspirasi, dan membangkitkan semangat kerja karyawan dengan memberikan arahan, tujuan, dan makna kerja yang positif dan menantang. Manajer atau pemimpin harus meningkatkan motivasi, inspirasi, dan komitmen karyawan terhadap kerja.

Kesimpulan

Manajemen yang buruk adalah salah satu faktor yang dapat merugikan organisasi dan karyawan. Manajemen yang buruk dapat berupa perilaku, sikap, atau keputusan yang tidak efektif, tidak etis atau tidak profesional dari seorang manajer atau pemimpin. 

Manajemen yang buruk dapat berdampak negatif bagi organisasi dan karyawan, seperti menurunkan produktivitas, motivasi, loyalitas, kreativitas, dan kesejahteraan karyawan, serta meningkatkan konflik, stres, turnover, dan biaya operasional.

Dalam artikel ini, kita telah membahas 12 contoh manajemen yang buruk dan cara mengatasinya. Kita juga telah memberikan saran atau solusi untuk mencegah atau mengatasi masalah yang timbul akibat manajemen yang buruk. Dengan demikian, kita dapat meningkatkan kualitas manajemen dan kinerja organisasi dan karyawan.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu tentang manajemen yang buruk. 

Sumber Referensi :

  • https://www.kompasiana.com/andriyanto/5f9a4f9c8ede480f0a6b7a3e/12-contoh-manajemen-yang-buruk-dan-cara-mengatasinya
  • https://www.klikmania.net/10-contoh-manajemen-yang-buruk-dan-cara-mengatasinya/
  • https://www.finansialku.com/contoh-manajemen-yang-buruk/
  • https://www.cermati.com/artikel/10-contoh-manajemen-yang-buruk-dan-cara-mengatasinya

Aulia Agus
Aulia Agus Hidup itu seperti cermin. Jika Anda menghadapinya dengan senyuman, maka hidup akan tersenyum kembali kepada Anda

Posting Komentar untuk "12 Contoh Manajemen yang Buruk dan Cara Mengatasinya"